Pages

Sunday, 7 July 2013

KUANTAR KAU KE GERBANG

Jumlah buku yang saya baca selama lebih dari 30 tahun ini memang payah sekali. Dari yang payah itu, seingat saya cuma 2-3 buku biografi, itu sudah termasuk sirah nabawiyyah. Jadi mengajarkan materi Sejarah sebagai Kisah rasanya sulit sekali.

Salah satu yang saya baca adalah buku Kuantar kau ke Gerbang oleh Ramadhan KH, yang saya pinjam dari perpustakaan UI. Ini biografi Inggit Ganarsih, istri kedua Soekarno. Inggit Ganarsih bukan selebriti, pamornya jauh kalah dibanding istri Soekarno yang lain. Dan ini justru menjadikannya menarik.

Biografi ini tidak memiliki happy ending (tapi dalam kehidupan nyata, yang namanya happy ending itu kayak gimana, sih?). Inggit adalah wanita sederhana, mantan ibu kos Soekarno, yang lebih tua 13 tahun darinya. Selama Soekarno berjuang, dipenjara, dan dibuang ke Bengkulu, Inggit menemani, bahkan menafkahi keluarga.

Ketika akhirnya Indonesia merdeka dan Soekarno menjadi presiden, dengan siapakah ia memasuki istana? Dengan Fatmawati, anak angkat Inggit yang cantik. Inggit menolak dimadu dan memilih bercerai setelah menikah 20 tahun, lalu pulang ke Bandung.

Seperti drama, bukan? Ya, hanya saja unsur sejarahnya kental. Pemikiran para tokoh yang berkumpul di rumah Inggit, peristiwa-peristiwa bersejarah di masa itu, menegaskan bahwa ini bukan sekedar cerita hidup seorang perempuan dari Bandung.

Saat itu saya mnemukan bahwa biografi adalah pendekatan yang sama sekali berbeda terhadap Sejarah. Di sekolah, saya menemukan sejarah sebagai sesuatu yang terlepas dari kehidupan, kering, semata hanya sebagai ilmu. Membaca buku ini saya baru sadar bahwa sejarah adalah kehidupan, yang isinya juga  manusia, bukan hanya peristiwa. Ada pemikiran, tapi juga perasaan.

Melihat sejarah sebagai kisah, tentu tak bisa terlepas dari unsur subjektifitas. Orang lain dalam hidup Soekarno, misalnya, akan berbeda pandangan dengan Inggit. Itulah mengapa kita menemukan satu peristiwa ditulis menjadi beberapa kisah sejarah, masing-masing berbeda pendapat tentang masalah yang sama.


No comments:

Post a Comment