Pages

Wednesday 9 April 2014

NOTEBOOKING

Ini sesi sebelumnya, anak kelas XISoc mempersiapkan presentasi dengan template untuk notebooking (http://notebookingfairy.com/). Tadinya mau pake Glogster, tapi ternyata sekarang berbayar euy.
 
Photo: Ini sesi sebelumnya, anak kelas XISoc mempersiapkan presentasi dengan template untuk notebooking. Tadinya mau pake Glogster, tapi ternyata sekarang berbayar euy.
 
Kegiatan hari ini, untuk tema Perlawanan terhadap Kolonialisme. Setelah siswa menyelesaikan notebooking, mereka berlatih membuat pertanyaan terbuka. Untuk sesi setelah makan siang, pertanyaan akan dibagikan ke kelompok lain, yang akan menjawab setelah kelompok yang membuat soal mempresentasikan kerja kelompoknya.
 
Photo: Kegiatan hari ini, untuk tema Perlawanan terhadap Kolonialisme. Setelah siswa menyelesaikan notebooking, mereka berlatih membuat pertanyaan terbuka. Untuk sesi setelah makan siang, pertanyaan akan dibagikan ke kelompok lain, yang akan menjawab setelah kelompok yang membuat soal mempresentasikan kerja kelompoknya. 

Cat. Saya belum pakai pendekatan K13.
 
Cat. Saya belum pakai pendekatan K13.

Thursday 13 March 2014

IF WW I WAS A BAR FIGHT

 If WWI was a bar fight..



A great history lesson! WWI as a bar fight: a strangely accurate analogy. 


If WWI was a bar fight.. The teacher who made this is a genius. This is by far the best way to learn about anything... 

Germany, Austria and Italy are standing together in the middle of a pub when Serbia bumps into Austria and spills Austria's pint. 

Austria demands Serbia buy it a whole new suit because of the new beer stains on its trouser leg. 

Germany expresses its support for Austria's point of view. 

Britain recommends that everyone calm down a bit. 

Serbia points out that it can't afford a whole suit, but offers to pay for the cleaning of Austria's trousers. 

Russia and Serbia look at Austria. 

Austria asks Serbia who it's looking at. 

Russia suggests that Austria should leave its little brother alone. 

Austria inquires as to whose army will assist Russia in doing so. 

Germany appeals to Britain that France has been looking at it, and that its sufficiently out of order that Britain not intervene. 

Britain replies that France can look at who it wants to, that Britain is looking at Germany too, and what is Germany going to do about it? 

Germany tells Russia to stop looking at Austria, or Germany will render Russia incapable of such action anymore. 

Britain and France ask Germany whether it's looking at Belgium. 

Turkey and Germany go off into a corner and whisper. When they come back, Turkey makes a show of not looking at anyone. 

Germany rolls up its sleeves, looks at France, and punches Belgium. 

France and Britain punch Germany. 

Austria punches Russia. 

Germany punches Britain and France with one hand and Russia with the other. 

Russia throws a punch at Germany, but misses and nearly falls over. 

Japan calls over from the other side of the room that it's on Britain's side, but stays there. 

Italy surprises everyone by punching Austria. 

Australia punches Turkey, and gets punched back. There are no hard feelings because Britain made Australia do it. 

France gets thrown through a plate glass window, but gets back up and carries on fighting. 

Russia gets thrown through another one, gets knocked out, suffers brain damage, and wakes up with a complete personality change. 

Italy throws a punch at Austria and misses, but Austria falls over anyway. 

Italy raises both fists in the air and runs round the room chanting. 

America waits till Germany is about to fall over from sustained punching from Britain and France, then walks over and smashes it with a barstool, then pretends it won the fight all by itself. 

By now all the chairs are broken and the big mirror over the bar is shattered. Britain, France and America agree that Germany threw the first punch, so the whole thing is Germany's fault. While Germany is still unconscious, they go through its pockets, steal its wallet, and buy drinks for all their friends.

Tuesday 11 March 2014

MEET THE EXPERT


PhotoHari ini Dr. Ali Akbar, arkeolog UI, datang ke sekolah dan ngobrol dengan siswa2 tentang kebudayaan megalitik (materi sejarah kelas X smt 2 & kelas XI smt 1), termasuk situs Gunung Padang yang sedang santer dibicarakan itu. Kesimpulan obrolan tadi adalah nenek moyang kita itu pinter2, jadi yang namanya kecerdasan sih sudah ada di DNA kita. Arkeologi bisa membuktikannya. Tinggal sekarang mau dipake atau ngga.

Untuk mapel Sejarah, ini kali kedua sekolah mengundang guest teacher. Sebelumnya adalah Dr. Zulkiflimansyah, ngobrolin krisis ekonomi dan reformasi 1998 dengan anak kelas XII (materi kelas XII smt 1). 

Dari semua kelebihan dua guest teacher yang sama2 doktor ini, yang paling mengagumkan saya adalah kemampuan mereka berbicara dengan simpel dan menarik pada anak2 SMA tanpa mengurangi bobot materi yang disampaikan. Dengan contoh beragam, menggunakan banyak analogi dalam menjelaskan, dan menceritakan hal2 di balik yang kasat mata. Begitu memang harusnya hasil belajar lama2 sampai jadi doktor.

OPENBOOK. OPENGADGET.

Photo: Ujian. Open book, open gadget. Dilarang keras plagiat!

Setelah 9 bulan mengajar Sejarah, saya baru menemukan percikan pemahaman tentang bagaimana mapel Sejarah dipelajari dan diujikan. Selama ini saya banyak mengajar Bahasa, dan mengajar Sejarah membuat saya bisa membedakan karakteristik duA mapel ini.

Saya tidak pernah mempelajari cara membuat soal secara khusus, paling hanya dari beberapa bahan yang ditemukan di internet saja. Jadi untuk membuat soal ujian openbook, saya hanya kira-kira saja (sebenarnya mayoritas yang saya lakukan di kelas hanya kira2, alias tanpa dasar teori *malu*). Jadi agak sungkan menyebut-nyebut Taksonomi Bloom dan semacamnya, karena saya memang tidak begitu paham.

Setelah tiga kali membuat soal ujian blok sambil belajar kepada guru-guru lain, sedikit demi sedikit saya mulai paham bagaimana membuat soal mapel Sejarah yang membuat siswa menggunakan otaknya dengan optimal meski membawa setumpuk buku dan gadget. Kuncinya adalah jangan mengeluarkan soal yang bertipe menghapal. 

Menyontek? Tidak perlu khawatir. Di awal sudah jelas aturannya: no plagiarism. Jadi kalau ada dua jawaban yang plek sama, dua-duanya akan dikurangi nilainya. Lagipula, sebelum ujian sudah ditekankan bahwa mengerjakan dengan otak sendiri itu membanggakan. Jadi ancaman pengurangan nilai itu anggaplah sekedar jaga-jaga.

Misalnya, begini soal ujian untuk kelas XI Social (tema: era kolonial):

Analisislah isi perjanjian Giyanti (isi perjanjian diberikan di lembar soal). Uraikan pendapatmu, apakah perjanjian ini menguntungkan atau merugikan Indonesia.

Apakah keputusan Arung Palakka untuk bersekutu dengan Speelman dan Kapiten Jonker merupakan hal yang kamu setujui? Jelaskan!

Bagaimana pendapatmu mengenai peran Pakubuwana II dalam Geger Pacinan? Apakah peristiwa semacam Geger Pacinan masih terjadi sampai sekarang? Uraikan pendapatmu untuk mencegah hal ini terulang kembali. 

VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799. Apakah menurutmu kondisi Nusantara menjadi lebih baik setelah pembubaran VOC? Jelaskan alasannya

Bagaimana pendapat siswa?
"Susaaaaah..... Openbook tapi susaaaahhh!!!"
"Jadi ujian berikutnya mau closedbook aja?"
"Nggaaaaa...."

Ck! Ababil.Ujian. Open book, open gadget. Dilarang keras plagiat!

Setelah 9 bulan mengajar Sejarah, saya baru menemukan percikan pemahaman tentang bagaimana mapel Sejarah dipelajari dan diujikan. Selama ini saya banyak mengajar Bahasa, dan mengajar Sejarah membuat saya bisa membedakan karakteristik duA mapel ini.

Saya tidak pernah mempelajari cara membuat soal secara khusus, paling hanya dari beberapa bahan yang ditemukan di internet saja. Jadi untuk membuat soal ujian openbook, saya hanya kira-kira saja (sebenarnya mayoritas yang saya lakukan di kelas hanya kira2, alias tanpa dasar teori *malu*). Jadi agak sungkan menyebut-nyebut Taksonomi Bloom dan semacamnya, karena saya memang tidak begitu paham.

Setelah tiga kali membuat soal ujian blok sambil belajar kepada guru-guru lain, sedikit demi sedikit saya mulai paham bagaimana membuat soal mapel Sejarah yang membuat siswa menggunakan otaknya dengan optimal meski membawa setumpuk buku dan gadget. Kuncinya adalah jangan mengeluarkan soal yang bertipe menghapal.

Menyontek? Tidak perlu khawatir. Di awal sudah jelas aturannya: no plagiarism. Jadi kalau ada dua jawaban yang plek sama, dua-duanya akan dikurangi nilainya. Lagipula, sebelum ujian sudah ditekankan bahwa mengerjakan dengan otak sendiri itu membanggakan. Jadi ancaman pengurangan nilai itu anggaplah sekedar jaga-jaga.

Misalnya, begini soal ujian untuk kelas XI Social (tema: era kolonial):

Analisislah isi perjanjian Giyanti (isi perjanjian diberikan di lembar soal). Uraikan pendapatmu, apakah perjanjian ini menguntungkan atau merugikan Indonesia.

Apakah keputusan Arung Palakka untuk bersekutu dengan Speelman dan Kapiten Jonker merupakan hal yang kamu setujui? Jelaskan!

Bagaimana pendapatmu mengenai peran Pakubuwana II dalam Geger Pacinan? Apakah peristiwa semacam Geger Pacinan masih terjadi sampai sekarang? Uraikan pendapatmu untuk mencegah hal ini terulang kembali.

VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799. Apakah menurutmu kondisi Nusantara menjadi lebih baik setelah pembubaran VOC? Jelaskan alasannya

Bagaimana pendapat siswa?
"Susaaaaah..... Openbook tapi susaaaahhh!!!"
"Jadi ujian berikutnya mau closedbook aja?"
"Nggaaaaa...."

Ck! Ababil.

Wednesday 22 January 2014

GIMANA DOOOOOONG.....

Setelah hampir satu semester mengajar Sejarah, saya merasa masih jauh dari puas. Belum pol, masih penasaran. Karena saya tau bahwa pembelajaran bisa lebih baik dari ini bila saya putar otak sedikit lebih lama lagi.

#1

Ga bermaksud sarkas, tapi siapapun bisa bilang bahwa mapel Sejarah itu penting, membuat guru dan siswa sadar akan ini itu, dan jadi bisa begini begitu. Memang benar demikian, tapi bagi saya yang masih miskin pengalaman, menjabarkan kata m-e-n-a-r-i-k dalam lessonplan itu tidak mudah.

Jika saja saya bisa mengajar apa saja yang saya mau, tapi kan ga bisa. Ada kurikulum yang harus diikuti. Masalahnya, ada tes terstandar di ujungnya. Jadi tantangannya memang gimana caranya supaya bisa ikuti kurikulum sambil mengusahakan pembelajaran yang menarik. 

Maksudnya gini. Banyak materi dalam kurikulum, yang setelah saya pikirin apa yah menariknya, ternyata ga ketemu juga tuh apa yang menarik ^_^;. Ya mungkin belom kali, tapi kan tetep kudu dijadikan menarik supaya ga mati gaya di kelas. Akhirnya saya akalin dengan memvariasikan metodenya.

Metodenya fun, anak-anak betah di kelas, tapi sebenernya bukan gitu cara belajar yang bener. Guru harus menunjukkan di mana serunya s-e-j-a-r-a-h sebagai ilmu yang dipelajari, dan kadang-kadang guru dan murid terkecoh oleh metode. Yang harus disukai itu materinya loh, bukan metodenya.

#2

"Irma, baca buku ini deh. Paparan sejarahnya bagus!"

Nah ini kalimat yang bikin saya senewen banget belakangan ini. Karena saya jadi ngerasa kuper banget. Misalnya, untuk memahami kondisi kerajaan Singasari, wuah banyak banget tuh buku rekomendasinya yang tebel-tebel. Padahal Singasari cuma satu dari tiga belas apa berapa tuh kerajaan Hindu-Buddha yang masuk kurikulum. Oh, tentu saja setelah itu ada belasan kerajaan Islam, dan seterusnya. Huwaaaa, kapan sempet bacanya?

Kuper kayak gini tuh bikin ga pede ngajar TT_TT

#3

"Ibu, kemarin aku tryout di bimbel, terus ga bisa jawab apapun!"

*krik.... krik....*

Nah, ini masalah lain lagi, tapi sama-sama bikin ga pede. Harusnya kalo guru ngajar bener, anak siap aja di tes. Mau soal hapalan sampe tanggal, kan harusnya ga masalah. Tapi kalo kenyataannya begini, lha pasti ada yang salah ini.

GIMANA DONG GIMANA DONG GIMANA DOOOONG...


JADI DETEKTIF

Hari ini anak kelas XII jadi detektif. Masing-masing kelompok berisi 2 orang, memegang 20an potongan informasi tentang G30S/PKI. Informasinya masih simpang siur, karena berasal dari beberapa versi berbeda. Tugas mereka adalah mencari tau apa yang sebenarnya terjadi di sekitar tanggal 30 September 1965. Siapa yang pelaku siapa yang korban, siapa pahlawan siapa otak makar. 



Pertama-tama semua mengeluh ga nyambung, bingung, tapi lama kelamaan mereka mulai melihat hubungan-hubungan, mulai melihat hal-hal yang tersirat di balik teks, mulai memberi pendapat, dan mulai menilai.


Informasi mulai diurutkan, dikelompokkan, dibuang yang tidak logis, lalu diinterpretasi. Dan saya mulai mengerti kenapa Sejarah termasuk mata pelajaran pembentuk karakter.



 

 Kami mulai jam 7.30, selesai jam 10.10, sama dengan 240 menit, 4 jam pelajaran. Ketika waktu istirahat tiba, butuh >15 menit untuk membuat anak2 keluar untuk istirahat.

Kejadian di atas tak berulang setiap hari, mungkin hanya setahun sekali saya mengalami pembelajaran yang berhasil. Saya menuliskan ini sebagai penyemangat bagi diri sendiri, untuk sebuah harapan di masa depan.

INTEGRATED LEARNING



TOR INTEGRATED LEARNING
SMA ISLAM SINAR CENDEKIA
2013-2014

KELAS                  :              XII SOCIAL
PLATFORM         :              SEJARAH
TEMA                   :              REFORMASI 1998

SEJARAH

Tujuan:    
  • Siswa memperolah gambaran tentang hal yang terjadi di Indonesia sekitar Mei 1998 dalam konteks kesejarahan
  • Siswa mengetahui kaitan kondisi politik, sosial, dan ekonomi dalam peristiwa Mei 1998 dan kesamaan/perbedaannya dengan peristiwa sekitar 1966
  • Siswa dapat meletakkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar Mei 1998 dalam sebuah garis waktu yang kronologis untuk melihat pola kesejarahannya.
Materi:
Era Reformasi


PKN

Tujuan:

  • Siswa memperoleh gambaran tentang kondisi politik bangsa Indonesia di sekitar 1997-1998
  • Siswa mengetahui permasalahan politik yang menjadi penyebab jatuhnya Orde Baru
  • Siswa mendiskusikan/menyimpulkan kondisi yang harus dipertahankan/diusahakan/dihindari agar kondisi politik  terkait pergantian kepemimpinan di Indonesia bisa berjalan dengan lancar.

Materi: 
Hak berpendapat, korupsi, kolusi dan nepotisme, dan sistem pergantian kepala negara.

Kasus:
Jatuhnya Orde Baru di Indonesia tahun 1998.

SOSIOLOGI

Tujuan:
  • Siswa memperoleh gambaran tentang kondisi sosial bangsa Indonesia di sekitar 1997-1998
  • Siswa mengetahui penyebab kerusuhan Mei 1998, pengendalian yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, dan perubahan yang terjadi pada masyarakat akibat reformasi.
  • Siswa mendiskusikan/menyimpulkan kondisi yang harus dipertahankan/diusahakan/dihindari agar Indonesia tidak lagi mengalami kerusuhan seperti kejadian Mei 1998.
Materi: 
Konflik sosial, pengendalian sosial, dan perubahan norma masyarakat, dan masyarakat multikultural.

Kasus:
Kerusuhan masal di Indonesia bulan Mei 1998.
EKONOMI

Tujuan:
  • Siswa memperoleh gambaran tentang kondisi ekonomi bangsa Indonesia di sekitar 1997-1998
  • Siswa mengetahui penyebab dan akibat krisis ekonomi 1998
    Siswa mendiskusikan/menyimpulkan kondisi yang harus dipertahankan/diusahakan/dihindari agar Indonesia tidak lagi mengalami krisis ekonomi.
Materi: 
Likuidasi perbankan, inflasi, krisis nilai tukar, utang negara, bubble economy, trickle down effect.

Kasus:
Krisis ekonomi di Indonesia sekitar tahun 1998.
 

BAHASA INDONESIA

Tujuan:
Siswa membuat esei tentang Reformasi 1998 

Materi: 
Teknik penulisan ilmiah



Nah, silakan dikripiki. Yang pedes gurih yaaa....